"Pendidikan memiliki kesempatan yang besar dalam mengembangkan rasa toleransi untuk mencegah isu radikalisme, sehingga kami akan mengembangkan konsep tersebut dalam pendidikan sekolah," katanya di sela-sela melakukan inspeksi mendadak ujian nasional di sejumlah sekolah menengah pertama di Kota Yogyakarta, Senin (25/4).
Menurut dia, tanggung jawab untuk melindungi generasi muda dari pengaruh buruk isu radikalisme tidak hanya menjadi kewajiban bagi institusi pendidikan saja, tetapi juga masyarakat.
Namun demikian, lanjut dia, tidak dipungkiri jika pendidikan menjadi garda depan dalam membentuk karakter generasi muda untuk mewujudkan toleransi dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
"Apalagi, saat ini hampir 100% masyarakat Indonesia sudah mengenyam pendidikan sekolah dasar (SD), sehingga pemberian materi
toleransi ini bisa efektif dilakukan melalui pendidikan," katanya.
Untuk bisa memberikan materi toleransi dalam kehidupan masyarakat, lanjut dia, maka guru atau pendidik di sekolah harus terlebih dulu dilatih untuk bisa memiliki rasa toleransi tersebut sebelum menerapkan konsep pembelajaran tersebut kepada siswa.
Sementara itu, saat ditanya mengenai isu radikalisme di kalangan mahasiswa dengan terkuaknya kasus perekrutan anggota Negara Islam Indonesia (NII), Nuh mengatakan tidak akan memberikan imbauan khusus. "Tidak akan ada imbauan, tetapi yang kini penting dilakukan adalah terus membangun karakter bangsa." (Ant/OL-13)
0 komentar:
Posting Komentar